Minggu, 03 Oktober 2010

Gramatologi Derrida


Memandang dunia sebagai tulisan, itulah griamatologi. Dengan dunia sebagai tulisan (teks), yaitu teks dalam pemahaman saussurian, sebuah teks yang sistem pemaknaannya berjalan di atas perbedaannya dengan teks lain,arbitrer,maka tidak ada makna absolute,empirik dan orisinil,dalam wacana kesejarahan, tidak ada apa ayang dinamakan masa lalu.
Dengan gramatologi, Derrida berusaha melepaskan diri dari sejarah filasfat yang totaliter dan egologik, nostalgic dan narsistik, dan tulisan ini adalah upaya pembacaan terhadapnya.
Bukti-bukti serta adanya kenyataan, fakta, dan permasalahn struktur sejarah realis dipertanyakan oleh gramatologi yang mengkritisi konsep representasi bagi dsebuah dunia yang rasional dan eksterior yang selama ini telah dipresentasikan kepada subyek, yang di dalamnya penulisan sejarah tak lebih menjaddi urusan kedua. Padahal, there are no facts in themselves for a sense must always be projected into them before there can be facts (tidak ada kenyataan dalam dirinya sendiri karena sebuah makna selalu diproyeksikan dalam diri mereka sebelum menjadi kenyataan), tulis Nieztche. Bagi Derrida, “tidak ada kenyataan yang bukan merupakan tulisan yang menyajikan perbedaan”.
Gramatologi (dengan semua pintu atau nama yang ada di dalamnya) berusaha menunjukan kepada kita bahwa tidak ada nostalgia untuk lenyapnya kehadiran. Seperti yang ditulis oleh Gayatri Spivak pada pengantar terjemahannya dalam Of Gramatology: Derrida telah melihat ke dalam konsep-konsep tanda tradisional dan menemukan suatu keaneragaman di dalamnya.
“Setiap petanda tidak pernah bersifat baru, ia paling-paling suatu jalinan pembalikan atau kesejajaran yang tak sesuai dalam setiap tarikan napas orde penanda” Jacques Derrida (Of Gramatology)